Senin, 24 Januari 2011
tentang sebuah ketulusan #1
Kali ini aku mau ngebahas tentang sebuah ketulusan.
Semua akan terasa ringan jika ada ketulusan menyertainya. Ah iya? Kuamati diriku saat ia mengeluh dengan keadaannya yang serba kecukupan ini. Oh,, sangat tidak pantas memang. Aku pun tersadar, aku itu sangat pantas bersyukur. Bukan keluhan yang mustinya aku hasilkan, tapi kebanggaan.
Aku suka mengeluh. Bukan cuma aku juga sih, kawan-kawanku pun begitu adanya. Entahlah. . . Pada awalnya aku merasa semua itu alamiah saja. Bukan hal mudah untuk bisa merubahnya. Bagiku, kami hanya butuh waktu untuk menunggu gerutuan itu hilang.
Namun, aku pun tahu. Aku sangat bisa memahami...*mungkin: Belum ada rasa ikhlas di hatiku.
Dan entah kenapa, tiba-tiba semuanya menjadi begitu rancu.
Fakta-fakta, , , bahwa aku hanya bisa diatur oleh peraturan sekolah atau majelis. Bahwa aku akan cukup serius bila orang lain melihatku melakukan sesuatu. Bahwa aku belajar *bisa dibilang hanya karena takut dapat nilai nol. Bahwa aku akan terlihat semangat jika aku atau hanya aku yang akan diuntungkan dalam sebuah keadaan tersebut. Bahwa ternyata aku dulu hanya takut di depan guru-guruku.
Tapi sekarang?
Tersadar, aku pun sadar. Semua itu buruk. Aku belum dapat keikhlasan itu.
Dan kini,,,,
Aku mencoba berubah. *mengingat hijrah nabi di pelajaran SKI tadi, berubah ke arah yang sangat lebih baik. Ikhlaskan diri,,, karena kini ku tahu, bahwa daku terlampau susah untuk bahagia tanpanya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
assalamualaikum, de. iya bener ya. tulus itu susah banget datangnya. waktu kita tekadkan sesuatu untuk tulus, yag lahir malah pamrih. tapi kadang-kadang, apa yang kita rasa lewatin gitu aja, justru kita ikhlas disitu. jadi gimana dong ya biar kita ikhlas terus?
BalasHapus