Rabu, 29 Juni 2011

ilmu memberi


Senin, 27 Juni yang lalu, aku sedang belanja bersama ummi ke pasar. Hari tu siang berjalan sangat terik.

Yah, banyak hal yang kita beli karena banyak pula yang kita butuhkan. Selesai belanja, ummi mengajakku ke toko baju milik ummi dan bude. Sepulangnya dari sana, sesuatu terjadi.

Sewaktu hendak memasuki mobil tiba-tiba ummi memanggilku.

"Fah, tolong ummi ya. Kasihin uang ini ke bapak yang itu. Bilang aja, 'buat jajan pak'.", kata ummi sambil menunjuk ke bapak penjual kayu bakar yang sedang istirahat di pinggir jalan raya.
Kau mau tahu keadaan bapak itu seperti apa?
Yang pasti badannya kurus. Saat kutemui, beliau hanya memakai celana(berarti bagian tubuh yang lain
dibiarkan terbuka). Dengan keadaan seperti itu, beliau harus memanggul 2 ikat kayu bakarnya, berkeliling mencari pelanggan. Itu pun belum pasti dalam sehari dua hari bisa terjual, sekarang kan zamannya LPG.. siapa coba mau beli kayu bakar? Sungguh, kaasiaaan...!!!

Saat kuberikan uang itu, Ya Allah, kuamati sepertinya memang belum ada yang terjual. Aku jadi ingat, 2 hari yang lalu aku juga melihat bapak ini. Apa dagangannya ini masih sama dengan yang dulu? Sungguh... aku jadi sedih.
Eh, tapi aku salut. Setidaknya bapak itu
nggak minta-minta.
Di jalan ummi bercerita, "Dulu ya mbak, ummi sama bapak malah pernah di-stop sama bapak-bapak yang jualan kursi kayu pake sepeda motor, keliling gitu. Bapak itu minta uang sama ummi sama bapak, 'bapak, saya minta uang 5000 aja ya pak. Sudah 2 hari ini keliling nggak ada yang beli.' Ya karena emang kasihan, ummi kasih deh."
Satu cerita lagi dari ummi yang bikin aku bener-bener tersentuh. Suatu hari ada seorang kakek penjual sapu lidi(hanya 1 buah yang ia bawa) datang ke rumah. Waktu itu aku lagi di pesantren. Kakek itu sedikit memaksa ummi buat beli sapu lidinya. Ummi sudah punya banyak banget sapu lidi di rumah. Ummi merasa miris hatinya, ia pun berkata pada sang kakek, "Gini aja kek, ini saya kasih uang aja. Sapunya di bawa pulang lagi aja... buat di jual lagi". Tapi tahukah kamu apa yang dikatakan kakek itu, "Nggak mau bu, saya bukan peminta-minta. Saya jualan sapu lidi."
Mendengar cerita-cerita dari ummi, aku jadi menyadari sesuatu. Cari Uang Itu Nggak Gampang.
Yah, tapi walaupun begitu kita nggak boleh membiarkan para peminta-minta pergi meninggalkan kita dengan tangan kosong. Karena itu sebenarnya takdir. Mungkin saja kan mereka minta-minta karena mereka nggak punya keahlian sedikit pun. Siapa mau menyalahkan mereka karna nggak punya keahlian? "Sapa suruh dulu nggak sekolah." Lah, trus kita kan nggak bisa seenaknya juga nyalahin mereka. Lha wong itu udah takdir mereka lahir dari sebuah keluarga yang nggak mau atau nggak mampu buat ngasih mereka pendidikan.
Kita nggak boleh ngerendahin orang-orang yang mungkin kondisinya lebih buruk dari kita.
Kita pun nggak boleh membedakan perlakuan kita kepada orang yang hampir sempurna dan kepada orang yang sama sekali nggak sempurna di mata kita.
Karena orang hidup itu dia nggak bisa milih, dia lahir dimana, lahir dari keluarga kayak apa, ras apa, negara apa, bangsa apa. Mereka dan kita cuma tinggal menerima. Yah, beruntunglah orang yang lahir dari semua hal yang emang dia dan orang lain inginkan. Dan bersabarlah bagi yang tidak menemukan apa yang dia inginkan. Tapi semua sisi dalam kehidupan kita itu, baik itu manis atau pahit, semuanya bisa disyukuri.

Orang yang miskin saja bisa menolong orang(kayak di tayangan "
MINTA TOLONG"nya RCTI itu loh!), masak kita yang hidupnya enak ---------------------------------------->>> masih belum tergerak untuk memberi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar