Karena inilah alam dengan hukum ketidaksempurnaannya. Hanya alam yang tidak akan pernah menawarkan seratus persen kenyamanan dalam hidup siapa saja. Apapun bentuk penghuninya. Entah manusia yang pernah dijuluki makhluk paling sempurna. Atau tumbuhan yang bahkan berpindah tempat pun tak kuasa. Atau juga hewan dengan segala kebodohan instingnya.
Kita tidak bisa menemukan semua-tepat-sedia untuk kebahagiaan kita. Hidup sengaja diciptakan tidak nyaman. Tidak selalu pas dengan suasana hati, kecuali kita yang berusaha menyesuaikan. Sudah tak boleh lagi ada alasan berhenti berjuang. Hidup saja berjalan, semakin hari semakin keras menantang. Jika kita memutuskan berhenti dan diam, sudah habis ditelan cepatnya sang zaman hengkang.
Tidak ada comfort-zone dalam kamus pemenang. Dia harus segera keluar dari tempat terkutuk itu lalu mencari kebahagiaan hidup di dunia yang sama sekali tak ramah. Zona nyaman hanyalah letak para pecundang. Dan ingat, "Tuhan tak pernah menciptakan produk pecundang. Semua kita adalah pemenang."
Sudah bukan lagi saatnya bingung untuk bergerak. Tidak ragu untuk berbuat. Keluarlah dari senyum kosongmu, berbuatlah sesuatu, peduli pada kehidupan yang semakin lama semakin kejam di dunia ini. Kemana pun langkah membawamu untuk peduli, untuk dirimu atau untuk orang lain, selalu ingat bahwa tidak ada kenyamanan. Untuk mencapai derajat kemanusiaan yang tinggi, jangan pernah berhenti berfikir sebelum kamu tidak ada bedanya dengan hewan. Untuk mencapai martabat hidup yang tiada terkira, hendaklah kamu ingat bahwa di dunia ini tidak ada yang disediakan sempurna untukmu.
Jangan pernah menuntut apapun yang bisa dunia ini berikan padamu. Karena dunia ini terlalu sempurna untuk kamu minta sesuatu darinya. Alam kita telah sempurna dengan segala ketidak-sempurnaannya.
Tapi berpikirlah apa yang kamu berikan pada dunia ini dengan usahamu. Jemputlah kesempurnaanmu. Karena asal mula mu adalah sempurna, dengan segala ketidaksempurnaanmu kamu bertumbuh besar. Dan dengan ketidaksempurnaanmu lah kamu hidup lalu kamu hidupkan alam ini.
It's perfectly imperfet.
- kutulis sembari menjemput kenangan wisuda MAN dulu, kukutip salah satu pesan sahabatku.
Boneka Tupai-nya juga kenangan wisuda dr iin |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar