Selasa, 05 Juni 2018

#seharibercerita a long weekend

Ahad, 3 Juni 2018.

Aku katakan.
Aku bahagia sehingga aku sanggup menuliskannya.

Hari ini minggu. Sudah 3 hari aku berlibur, long weekend. Tidak ada rencana khusus, aku hanya dirumah. Sebetulnya aku memiliki target menyelesaikan buku paket farmako ui, namun aku urung membuka bukunya setelah kemarin ku habiskan beberapa bab saja.

Kupikir karena aku lelah. Sedari pagi aku hanya berbaring di kasur empuk, sambil bercengkerama dengan gadget ku.

Menjelang jam 1 siang, ku bersiap-siap. Kawan2 ku mengajak rapat untuk membahas kegiatan kita 4 bulan ke depan. Kawan2 yg mengajakku bermimpi mengukir sejarah dalam dunia dokter muda di subandi. Dua kawan ku sedang menempuh stase bedah, satu nya stase obsgyn. Mereka bertiga sedang di masa2 sulit. Tidak seperti aku yg di stase radiologi. Syukurlah.

Kami berempat memulai rapat jam setengah 2. Sedikit molor krn salah seorang kawan baru selesai dari kegiatannya mengisi penyuluhan di suatu sekolah. Dia memang membanggakan. Jalannya rapat tidak terasa karena banyak kisah terulir dari dia. Dia banyak bercerita tentang sepenggal kisah di stase bedah, yg dia alami, yg dia lihat, dan berkesan selama 6 minggu terakhir dia disana.

Tidak perlu kuceritakan terlalu detail ya. Tapi rapat ini, aku bahagia. Aku bersyukur bisa mengukir mimpi dan rencana dengan orang2 ini. Tidak hanya hebat, mereka juga baik, yg bersedia menerimaku tanpa khawatir dengan segala keterbatasanku. Dengan mereka justru aku diberi banyak peran dan tugas. Dari mereka aku banyak belajar.

Salah seorang dari mereka menceritakan pengalamannya. Dia koas baru di bedah. Dia baru2 ini ikut naik ke ruang operasi. Tapi apa, dia sudah pernah melakukan trakeostomi sendirian, dibawah supervisi ppds bedah umum. Luar biasa sekali. Bagiku itu diluar kemampuanku. Aku yg melihat pasien teriak2 sakit perut saja sudah ketakutan saat diminta memeriksan6a. Aku yg disuruh melakukan injeksi SC saja ketar ketirnya setengah mati. Dari ceritanya ttg melakukan trakeostomi sndirian, membuatku jd ingin lebih berani ketika mjd koas ruangan nanti, aku bersyukur.

Untuk seseorang yg ilmu nya terlalu dangkal seperti aku, aku cenderung penakut setiap melakukan tindakan di ruangan. Sembarang hal mulai dari yang remeh sampai sedang, jarang aku berinisiatif lakukan. Tapi ternyata, aku hanya kurang percaya diri saja. Dan hari ini aku disadarkan. Aku bahagia bisa mendapati kekurangan dalam diriku yg akan kuperbaiki.

Ketika hari ini aku bisa, besok aku jg hrs bisa.

Ketika bahagia membuat ku lebih yakin, maka bahagia adalah kuncinya.

Berarti, sekarang, pertanyaannya, bukankah hari ini koas Arifah bahagia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar