Terkadang kita merasa terpukul saat mendengar komentar negatif darii orang lain tentang diri kita, karya kita, atau pekerjaan kita.
Pernah suatu hari aku membuat puisi untuk sebuah acara. Awalnya aku merasa senang saat semuanya sudah selesai. “Alhamdulillah, semoga acaranya suksesss..!!” Mm, aku sudah yakin dari awal, puisi-puisiku tidak akan mengecewakan. Namun, adalah terbilang suatu hari, salah seorang temanku berkomentar bahwa puisiku jelek. Memang, awalnya aku tidak mengaku bahwa puisi-puisi itu milikku. Tapi,,, begitu aku mendengar keomentarnya, aku jadi tidak ada niat untuk mengaku. Dan kau tahu, rasanya saaangat sakit. Entahlah, terbersit rasa ingin menangis padaku. Tapi... aku anak SMA???
Sebagai pelega jiwa, aku menulis ini....
Sebenarnya semata-mata hanya untuk menyadarkan diriku....
setidaknya, selalu ada HIKMAH di setiap kejadian. Ingat itu..!!!
saat aku membuat sebuah karya, lalu yang kuharapkan dari karyaku itu... tak lain dan tak bukan hanya ingin orang lain memujiku. Nah, dimanakah keikhlasan itu???
Jadi, sekarang apakah semua paham pada apa yang kumaksudkan? Seperti yang mungkin pernah kita dengar, semua milikNya dan akan kembali padaNya. Namun itu dalam segi kehilangan. Bila kita lihat dari segi kekecewaan?
Mari kita lihat dulu, jika kita membuat sesuatu, entah itu sebuah karya tulis, lukisan, suara, atau karya-karya lainnya...... apa tujuan kita? Jika masih terbersit di hati kita ingin dipuji, dihargai, dibilang kalau karya kita sungguh luar biasa? Apa yang seperti itu bisa disebut dengan "ikhlas"?
Nah, kalau memang benar seperti itu, aku yakin.... suatu saat bila ada yang bilang kalau karya kita buruk, tentu rasanya akan sangat sakit. Hati kita bisa jadi marah, menyalahkan dia yang seolah menghina kita. Namun, jika kita ikhlas melakukan semuanya, jika ada yang mengejek pun enteng saja rasanya bagi kita. Wajar, kan bukan maksud kita bikin itu buat di puji-puja....
mulai sekarang, ikutlah...
menulislah, atau berkaryalah dengan ikhlas....
memang sulit, tapi indah
Hikmah hanya bisa didapat bila kita sadar akan diri kita. Bila mata sudah tak mampu tuk melihat kebesaran-NYA, bila telinga tak mampu tuk mendengar peringatan-NYA, bila hati jauh dari-NYA. Maka Hikmah tidak akan mampu kita raih. Seperti apakah hatimu..???
BalasHapus