Tak satu pun persoalan itu ia selesaikan dengan keyakinan. Ia bahkan sama sekali tak bisa memahamimu. Ia tak mengerti maksud keluhanmu. Ia tak bisa membedakanmu dari pasien-pasien yang lain..
Secuil ujian ini hanya membahas seputar penyakit pernapasanmu, oh pasien.. tapi dia sama sekali tak mengerti apa yang dipelajari dan diujikan di hadapannya. Lalu di matanya, persoalan kalian sama saja.. kalian batuk, demam, sesak napas, batuk berdarah dan mengeluh kesakitan memohon pertolongan. Tapi doktermu ini bisa apa? Dia tidak akan pernah bisa meyakinkan bahwa kamu bisa sembuh.. dia bahkan tidak bisa mengartikan kesulitanmu.. persetan dengan hatinya yang teriris-iris melihatmu datang dan kesakitan, dia tidak akan bisa melakukan apapun terhadapmu..
Calon doktermu ini amat payah, amat sangat payah.. apa yang dia lakukan selama ini? melupakan niat mulianya untukmu kaah? atau mengesampingkan tanggung jawab kemanusiaannya kah?
Di saat seharusnya ia datang dengan segala solusi, segala pemahaman untukmu, segala keterangan-keterangan yang bisa membuatmu merasa lebih baik.. tapi dia justru menghilang.. dia bahkan bertingkah paling bodoh dibanding siapa pun..
Di saat seharusnya ia datang dengan segala solusi, segala pemahaman untukmu, segala keterangan-keterangan yang bisa membuatmu merasa lebih baik.. tapi dia justru menghilang.. dia bahkan bertingkah paling bodoh dibanding siapa pun..
Dear, calon pasienku.. doakan lah ia, doakan untuk kesungguhannya, doakan untuk masa depannya, untuk masa depanmu, untuk masa depan cita-cita kemanusiaan di seluruh dunia..
Bukankah, ini belum terlambat untuk membantunya menjadi calon dokter sejatimu?
Bukankah, ini belum terlambat untuk membantunya menjadi calon dokter sejatimu?
"ditulis ketika matahari terang dan membara, namun hati meredup, tiada gempita terasa"
Sumangaiik Arifah. Jalan masih supper panjang :')
BalasHapusMasyaallah iyaa kak Doni.. bener masih panjaaaaang.. hehe :))
Hapus