Minggu, 27 September 2015

when i wasn't my self

Quote banget malam ini :')
sosok kakak itu kini kembali. dia bukan lagi anak SMA yang memakai baju putih abu-abu sepertiku dulu. dia kini calon psikolog, sering menjadi pembicara di berbagai pelatihan, dan sebentar lagi akan menjadi lebih hebat dari siapapun. dan dia tiba-tiba kembali, meski waktu telah lama berlalu, namun dia tetap sosok kakak yang sama, sedari dulu.

kata nya aku berubah daripada setahun lalu ketika aku kuliah di jogja.. ah apa iya..


"Selama aku kenal kamu, seingetku gak pernah ada Arifah pakai topeng dalam ngomong.. apalagi Arifah yang sok menenangkan diri... gak pernah ada itu.... Dulu kalau kamu panik, ya panik... Kalau kamu marah ya marah... Kalau kamu semangat ya semangat... Hehe... Tapi aku gak ngeliat itu lagi... Hehe
Kamu butuh ngobrol sama org.. Ngomong nya km itu yang pakai topeng..
Intinya Kamu lagi gak jadi diri kamu dek.. Kamu lagi pingin menjadi sosok.. Sosoknya kamu sendiri yang tahu... Penyebab umumnya ada hal yang kamu gak terima tapi kamu berusaha menutupi yang akhirnya kamu sendiri bahkan gak sadar kalau kamu sedang bohongin diri sendiri...

Hal kecilpun bisa sangat berpengaruh sama diri kita dek... Kamu akan terus2an maksa diri kamu utk melakukan hal yang itu buat nutupin rasa gak terima kamu itu.. Efeknya, kamu gak akan jadi diri kamu sendiri..

Yang artinya setiap langkahmu gak akan tegak...

Adek, maju itu pilihan... Hal yang perlu kamu lakukan adalah jujur dengan dirimu bahwa kamu memang gak suka dengan hal itu, kemudian maaf kan diri kamu sendiri, baru kamu akan maju tanpa memaksa... Dan itu semua proses... Bukan mie gelas yang sekali seduh jadi.. "
lalu apa yang sebenarnya terjadi ya? sama diriku sendiri.. apa aku sebegitu berubahnya karena perantauan ini? di tahun ke-8, dimana aku sudah berjalan sangat jauh, apakah harus ku sia-siakan dengan perubahan ini?

ini ceritaku..


juli 2013, aku waktu itu ngisi pendaftaran sbmptn. bukannya ga sengaja ngisi pilihan 1 dengan fk ugm yang pass grade nya sangat tinggi, disitulah aku berharap bahwa aku akan terpilih di pilihan ke2, agronomi ugm, atau bahkan yg ke3 saja, ARL IPB..
alhamdulillah aku keterima di agro ugm. senengnya luar biasa. aku bahkan berani ambil pekerjaan saking nyamannya aku dijogja. temen aku juga banyak, banyaaakkk banget. tapi sayang lah, org tua, kakek nenek, tante om, bude pakde sukanya klo aku masuk fk.
juni 2014, aku agak terpaksa ikut tes sbmptn lagi, setelah segala masukan dan dorongan dari keluarga aku akhirnya daftar di hari terakhir pendaftaran mau ditutup. padahal dihari tes itu juga aku ada ujian praktikum, tp kurelakan saja untuk ikut sbmptn, tanpa belajar dan tanpa persiapan.
juli 2014, aku ternyata keterima di fk jember. luar biasa sukacita yang muncul di keluarga. semuanya senang aku keterima. semua yg aku butuhkan segera dipenuhi. aku jd jarang dimarahi. perhatian kepadaku selama di jember ini juga lbh banyak drpd ketika di jogja dulu.
lalu kini, aku bisa apa klo aku sbnrnya ga nyaman disini. temanku sdikit. aku jaim sekali. emosi meningkat, jd aku lbh suka sendiri, drpd hrs marah2 di dpn org lain.. sedangkan di rumah, semuanya berharap banyak.. ukt mahal.. buku2 mahal dan banyak.. biaya hidup tinggi.. aku pun ga minat utk nyari kerjaan sampingan disini..

kenapa aku jadi merasa menyedihkan sekali? inikah aku si Arifah yang terkenal supel dan ceria selama 18 tahun ada? kakak sangat pengertian ini sudah memberiku banyak sekali kebaikan dan kehangatan dalam pertemanan kami yang sudah berusia 5 tahunan. kakak yang selalu datang tepat waktu ketika aku terpuruk seperti hari-hari ini.

kakak awalnya datang menanyakan apakah sudah nyaman berkuliah di tempat ini, yang hanya berjarak 30 menit dari kampung halamannya. kakak juga menanyakan apakah niat yang mendasari langkahku kini sudah jelas dan kuat tertancap dalam tekad, karena tanpa itu aku bagai ayam kecil yang tidak tahu kemana harus mencari makan. 

aku disini, bersekolah, bersusah payah untuk menjadi dokter, semata kuniatkan untuk ummat.. untuk calon2 pasienku kelak. jika aku tidak serius disini, maka semua pasienku nanti akan mati di tangan dokter yang bodoh sekali. dengan prinsip ini aku melangkah, hari demi hari di kampus yang penuh dengan tuntutan besar. ada saja kesulitan yang kuhadapi setiap hari, namun dia selalu datang dengan solusi yang pasti. 

ada saja kakakku ini. terimakasih sudah memberiku inspirasi yang luar biasa. kebetulan aku besok ada ujian, remidial, seperti yang biasa dulu kujalani ketika sekolah. tapi ini remidial untuk pasienku nanti kak, jadi aku harus bisa! aku pasti bisa kak! meski langkahku belum tegak..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar