Rabu, 05 Desember 2012

4 tahun

4 tahun bukannya sebentar
bakal rentetan perubahan yang datangi hidupmu kemudian
tidak berarti kamu akan kalah
lalu menjadi lemah tanpa rona 

percayalah
kamu butuh
satu-satunya jalan adalah berusaha menjadi hebat
kamu lebih dari bisa
memimpikannya pun sudah luar biasa
jadikan ia hiburan sehari-hari
walau nantinya kan dikubur dalam-dalam
 
turuti kepercayaan
semua ini tak lebih dari keniscayaan
peruntukkan yang baik
tinggal apa hati meng-iya
atau meniadakan dengan lantang emosian

4 tahun kamu akan diterjang
masih mau mengabdi di usia 20-21an?
benarkan siap dalam rentang singkat, hah?
percayamu perlu dalam semua bisikan

hatimu itu jawaban satu
kunci kamar bahagia
penghuni ruang tanpa ratapan dan derita
hanya soal waktu kapan kamu mau gunakan
semua sudah ada dan telah lama menanti kamu datang

ayolah,
sentakan-sentakan kecil itu 
suatu hari akan menjelman besar
jika tetap kau diam kau biarkan
nanti bersarang menyakiti
sedih sendiri di ujung diri menanti

semuanya cerita usang
perkara mudah coba kamu pecahkan
bahkan sebelum semua masalah merepotkan itu datang

jadi,
tetaplah melambung
suatu ketika puncak dalam genggam
tak masalah kapanpun kisah kecilmu kan tertutup
hanya tentang bagaimana semua kenangan ini kamu bentuk

Minggu, 18 November 2012

arifafa hlt

Apakah kalian mengenalku?

Arifafa Hlt itu cuma nama penaku. Entah pasal apa, waktu itu aku bosan menggunakan nama asli di akun fb-ku. Malam sekali di rumahku di Ngawi, aku memutuskan untuk menggantinya.
Jika kau tanya maksud nama itu apa, maaf sekali, untuk saat ini aku belum bisa mengutarakannya. Mungkin besok. Atau esok lusa. Atau bahkan di penghujung jalan hidupku kelak. Ketika aku sudah jadi orang besar. Ketika aku sudah jadi orang berguna, hidup pun bahagia. Ketika itu saja.
Aku suka sekali menulis. Rasanya senang tiap berhasil menghubungkan kata demi kata, hingga terciptalah sebuah kalimat padu nan indah di depan mata. Aku menulis setiap hari. Di buku diary, buku sekolah, kertas-kertas, notes, dan masih banyak lagi. Dan aku merasa senang akannya setiap hari. Makin lama, tulisan-tulisanku kian bermakna. Meski tak pernah sehebat tulisan tere-liye ataupun teenlit-teenlit yang banyak berjejer di toko buku ibu kota., rasanya tetap istimewa. Apalagi saat kalimatmu terasa dalam dan puitis, meski ribuan kali sudah kau ulangi membaca ulang tulisan itu.
Jika menulis membuatku duduk terlalu lama di lantai, di kasur, di meja, dan dimana-mana, maka aku pun suka olahraga. Biar lebih gerak dan sehat. Terutama olahraga lari. Suka sekali saat melakukannya. Lari membuatku merasa lebih bebas seusai melakukannya. Keringat yang mengucur, lebih sering terasa sebagai air suci yang akan membersihan tubuhku dari segala gundah gulana. Lari juga yang memberitahuku cara alami terbaik untuk membuat angin. Saat kau berlari, kau membuat angin sejuk yang akan dirasakan oleh orang-orang yang kau lewati. Itu saja. Menyenangkan bukan jadi berguna?
Aku pun suka hujan. Meski menyusahkan. Tp dia hanya berniat baik. Memberi kehidupan, menyirami jiwa-jiwa yang ingin tumbuh, menaungi setiap insan dari kejahatan sengat kekeringan. Mulia, bukan? Sudahlah. Lupakan soal jemuran, menjemur garam, ikan asin, dan segala hal lain yang masih butuh terik matahari. Akui saja kita tetap butuh hujan.
Aku juga suka langit. Ia yang akan selalu ada melindungiku. Ia juga yang mengirim hujan. Ah, langit selalu terlihat indah. Mencoba menghibur setiap hati yang lelah. Mencandai teman-teman yang berhati susah. Nggak usah galau, langit akan selalu mau mendengar keluhmu. Begitulah.
Dari semua itu, saat ini, aku paling suka dia. Entah karena apa. Aku masih suka semua yang ada apada dirinya. Teman-teman bilang bahwa aku terlalu melihat dirinya. Ah, bisa jadi iya.
Jika saja soal rasa-merasa ini ada teorinya.
Jika saja.

Jumat, 16 November 2012

kisah ini buat kamu

SELAMA INI BUKAN DIA

“Ayolah.”
“Diam!”
“Lho? Kenapa tiba-tiba kau marah?”
“Diamlah! Aku pusing, nih!”
“Baiklah.” Aku pergi. Sesungguhnya MD orang yang baik, hanya sedikit galak saja. Tabiat buruk yang langsung aku tahu sejak awal mengenalnya.
Kuputuskan untuk meninggalkan MD seorang diri. Dia pasti butuh waktu untuk merenungi semua itu. Dedaunan kering melambai lembut mengiringi langkahku. Angin-angin ini mebuatku khawatir kelilipan saking kencangnya. Kulihat, awan hitam itu menggantung santai di atas genteng sekolah. Menemani MD yang bergumul resah dan marah sejak siang tadi.

Jumat, 09 November 2012

what's your idea?

 WOI! WOI! 
BESOK 10-11-12 <<<<<<<<

http://www.durationpress.com/tuumba/images/whatis.jpg
Don't let tomorrow run as usual! Make something different, okey?

Kamis, 08 November 2012

sesederhana itu boy perasaanku


Mungkin, aku tak memiliki kenangan manis saat bersamamu. Hanya tertawa biasa. Hanya bercanda biasa. Hanya sempat bersua yang tak lebih dari biasa-biasa saja.
Aku hanya senang bisa melihat senyummu. Bahagia mendapatimu baik-baik saja, bercanda dengan kawan-kawanmu di sana. Meski hanya bisa melihatmu dari jauh, tetap saja, desir halus itu berhasil menjangkau nadiku. Dan terpaksalah aku, menahan diri untuk tidak terlihat salah tingkah di depan matamu.
Jika kau mengerti betapa keras usahaku untuk terlihat biasa-biasa saja. Jika kau sadari betapa berat rasanya, harus menahan pipi ini bersemu agar tidak membuatmu memahami perasaanku. Jika saja, dan jika ternyata, kau mulai merasa ada yang aneh pada diriku. Aku sungguh tak tahu harus bilang apa padamu.
Sesungguhnya, aku belum yakin benar, apalah yang selama ini aku rasakan kepadamu. Hanya saja, ia amat berbeda. Ada keistimewaan di sana. Mungkin bagian dari keistimewaan-keistimewaan yang kau punya. Yang aku menyukainya. Membuatku selalu ingin lebih dan lebih mengetahui tentangnya. Selalu ingin tahu bagaimana kondisinya.
Hari demi hari, perasaan ini tumbuh lebih bijaksana. Senantiasa membuaiku dalam rona bahagia, hingga aku nyaman bila bersama. Tak ingin ia pergi meninggalkan hidupku hampa jika memang tiba saatnya.
Laun tapi pasti, rasa ini cukup membuatku buta. Apalah arti suka, jika kau tak berharap pula pada orangnya. Hmmph, namun tidak  demikian yang terjadi denganku. Justru aku tidak terlalu berharap kau memiliki rasa ini juga, juga kepadaku. Aku mengerti sekali bahwa hidupmu di tanganmu. Bukan kuasaku untuk menggoyahkan keputusanmu. Cukup doa yang bisa kupersembahkan untukmu. Karena aku ingin, doa-doa itulah harapanku untuk bisa bahagia karenamu dan kau bahagia karenaku. Begitulah. Satu-satunya asa adalah melihatmu bahagia. Sederhana saja. Sesederhana embun di pagi buta.

Jumat, 02 November 2012

menukil dari catatan birunya

Ada yang berdesir ketika ku mencoba meniti wajahmu lagi. Malam ini, diselimuti kegundahan nestapa di hati, aku merasa kembali ke masa-masa indah dulu. Ku buka album usang itu, memandangi dirimu di salah dua foto, terbingkai jelita di mataku. Untuk sekali ini saja. Cukup malam ini.
Sanubariku gemetar. Karena ku sadar, itu hanya cerita lalu. Masa-masa ketika aku tertawa dan menangis bersamamu. Merasa nyaman setiap kau ada di dekatku. Tak perlu kau khawatir, aku akan baik-baik saja karna dirimu ada untukku.
Aku mulai tersadar.
Harapanku masih tertinggal di auramu, MD..!
Senja-senja teduh, selalu ingat untuk membawaku kembali ke senja-senja biruku bersamamu. Dimana aku tak pernah lalai untuk tersenyum tiap bersua, tertawa tiap bersapa, bahagia tiap hembus nafasku hanya demi kamu. Dirimu yang mampu menyihir urat sarafku, bekerja istimewa dan mempersembahkan hanya yang terbaik untuk hidupku dan dirimu.
Sempat tersebit sebentar dalam rinduku untuk kembali lagi ke masa itu. Aku masih ingin bisa melihat senyum jenakamu itu. Aku masih ingin, bisa merasakan aduhai saat kau tiba-tiba memanggil namaku. Aku masih sangat ingin. Iya, MD..! Ternyata aku terperangkap merindukanmu. Entah kenapa.
Akankah aku bisa kembali ke masa itu? Bisakah aku merasakan kedamaian hidup itu sekali lagi, MD? Malam ini, kucoba bercengkrama pada fotomu di albumku.
Kau tahu, foto itu membuatmu hidup di mataku. Menjelajahi kerongkonganku dan berhenti di hatiku. Menetap disana hingga suatu waktu yang aku pun tak tahu. Kau ukir namamu di hatiku, dengan segala yang ada pada dirimu. Membuatku diam dan berharap bisa melakukan hal yang sama di hati sucimu.
Sejenak, dan itu sering terjadi, aku merasa beruntung pernah mengukir kenangan agung bersamamu. Mengabadikannya dalam bingkai cerita dan memandanginya kapanpun aku rindu akan kehadiranmu.
Kau bingung? Maksudku, foto kita berdua saat kau sedang memakai kostum, menjelma maskot lucu di salah satu acara besar sekolah kita. Apa kau ingat?
Mungkin tidak.
Mungkin hanya aku yang ingat.
Aku mungkin terlihat bodoh saat mengajakmu foto waktu itu. Berharap lebih tanpa peduli bahwa bukan mustahil kenyataan pahit telah menungguku di depan sana. Apa aku sepenuhnya salah waktu itu? Sedang aku hanya gadis kecil yang dibutakan oleh desiran hatinya pada seseorang yang amat baik dan rupawan. Tak sempat khawatir akan hal buruk yang mungkin terjadi ke depan.
Kau perlu tahu, bahkan sampai detik ini, kaulah yang istimewa di hatiku. Kau yang mampu mengoyak emosiku hingga terburai kesana-kemari, meninggalkan ku sendiri dengan sisa rona merah muda macam orang kasmaran. Menyisakan kebahagiaan. Juga kedamaian. Juga kehangatan. Dan juga rasa aman.
Namamu selalu terdengar indah di kepalaku. Terngiang terus, hingga tak terhitung berapa kali sudah ia berdengung di antara kedua daun kupingku. Menjadi pupuk bagi benih-benih kasihku untukmu.
 MD,
Apakah? Apakah ada hatimu untukku? Apakah hanya aku yang merasa sangat senang jika kita sedang bersama? Apa hanya aku yang gembira saat melihatmu tersenyum bahagia? Apa hanya aku yang merasa lega saat mendapati kita berdua baik-baik saja?
Apa iya?
Ah, terkadang aku terlalu takut untuk mencari jawabannya. Bisa jadi, menutup mata dari kenyataan yang sebenarnya, malah membuatku terus merasa menjadi gadis paling bahagia di dunia. Aku tahu ini salah. Semakin aku menghindari fakta yang tak mau ku ketahui itu, akan semakin menyiksa saat aku akhirnya tahu mana perkara yang sesungguhnya. Bila ternyata ia jauh dari kata-kata harapan yang ada.
Benarkah aku terlalu pengecut?
Kupikir iya. Hingga aku memaksa untuk sudahi saja rindu ini. Cukup dengan meraba foto-fotomu itu, MD... Itu sudah lebih dari luar biasa untuk membuatku tersenyum kembali. Bahagia sekali lagi. Membantuku membuka pintu harapan itu, namun tak kuasa untuk memintanya naik lebih tinggi.

Cukup adalah kata yang paling cocok menggambarkan persembahanku untukmu.

Ifi,
I'm in focus. 

 




It was dedicated to MD, My Dream..

Kamis, 25 Oktober 2012

love learning #1

benar bahwa kita bisa saja memberi
tanpa harus mencintai,
..............
namun tidak mungkin kita bisa mencintai seseorang
tanpa memberinya apapun.


dikutip dari novel "Bellamore"

Minggu, 21 Oktober 2012

a pinky sunday (cerita pertama trilogi pinky moment)

benar-benar pinky....
jalan2 sama orang yang sama-sama suka pink (kayak saya) dan ketemu seorang teman yang bikin ati saya sooooo... pink!

Ahad, 7 Oktober 2012. Jadi hari yang bener-bener bersejarah buat saya.

jadi hari itu adalah untuk pertama kalinya saya pergi ke Tanah Abang. sungguh, hampir 3 tahun saya merantau dari Ngawi (jawa timur) untuk sekolah di Tangerang, baru sekarang saya sempet ke Tanah Abang. itu aja saya sempet2in. udah siap kantong setengah tebel dan stamina pol2an, dengan modal nekat saya berangkat.

saya nggak pergi sendirian sih, melainkan mengandeng 3 temen2 sekolah saya. kesemuanya itu perempuan dan belum pernah ke TA sebelumnya. emang nekat, pada akhirnya malah 2 kali pulang pergi selalu ketinggalan kereta dan harus nungguin sejam kemudian untuk kereta selanjutnya.

awal berangkat, pas

Kamis, 18 Oktober 2012

some bussiness in kuliah' planning #1

kata orang ni:

kuliah adalah salah satu wadah buat kawula muda -muda nih- buat memaksimalkan potensinya di bidang yang ia bakat dan pastinya minat.

buat apa:

85% anak yang kuliah, cerah masa depannya. #inimenurutsaya.
tapi emang senormalnya begitu sih. cuman ya di negeri kita ini aja yang agak nggak pas kalo dibilang seperti itu. yaaa, tapi sudahlah. bukan urusan kita itu mah.. buat sekarang.

tapi katanya, kalo sudah jadi mahasiswa nanti, kita otomatis harus siap dalam memegang andil sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah. jadi begini, anak muda di negeri kita itu, besar sekali pengaruhnya dalam penyelenggaraan pemerintahan. makanya banyak banget tuh mahasiswa-mahasiswa yang suka demo. lumayan, bisa ngasah soft skill sekaligus membantu menyalurkan aspirasi masyarakat yang kurang didengar oleh pemerintah.

sebagai anak yang masih bau abu-abu putih, saya kepingin banget kuliah. nggak muluk-muluk sih niatnya, yaa mau berbakti sama orang tua, bangsa sama agama. gitu aja kok repot! (jiplak Gus Dur, mohon izin ya Bapak..)

alhamdulillah, di antara temen2 yang galau jurusan, saya sudah lumayan mantep. kedokteran saja lah... sesuai dengan karakter saya yang ringan tangan dan suka senyum. #iya kan? hehe

kuliah dimana? 

menjadi masalah utama dalam rencana kuliah itu sendiri. kuliah dimana. jurusan mana. sekampus sama siapa#ups. 2-3 hal itulah yang sejauh ini saya amati bikin temen2 saya galau sepanjang minggu.

memang benar bahwa rencana kuliah harus dipikir matang-matang. itu memang benar. jangan sampai nantinya menyesal setelah di jenjang perkuliahan. sayang kan, padahal kuliah itu mahal. mahal. mahal. 

kebanyakan mahasiswa menyesali pilihannya karena 1)jurusan yang dipilih ternyata tidak menarik baginya 2)ternyata ia memilih jurusan hanya berdasar gengsi jurusan/universitas itu tinggi saja 3)dia mampu di bidang itu, tp nggak ada minat, nggak ada passionnya, jd nggak semangat dan nggak bisa maksimal 4)yaaa,, intinya sih sama-sama saja, salah milih jurusan.

ada 7 pertimbangan dalam memilih dunia perkuliahan mana yang mau kita jajaki.

(1) minat
(2) kemampuan
(3) dana kuliah
(4) lingkungan kampus
(5) prospek kerja
(6) living cost
(7) dll

minat udah tau lah. kemampuan diri juga harus disadari. soal dana, emang sih masih ada orang tua kita. baik-baikin orang tua, hemat jangan boros jajannya, kalo bisa malah ditabung. karna kuliah itu mahal. yaa meski sebenernya sekolah2 swasta sekarang juga banyak yang mahalnya ngungguli kuliah sihh...

Selasa, 02 Oktober 2012

i had a crush on him

band comp #behindthestage

alhamdulillah luar biasa!!! ini hal luar biasa menurutku. kita bisa bikin acara kaya kemarin. keren banget. ya itulah yang telah kita usahakan bareng2 sekitar 3 bulan yang lalu, capek,lelah, letih, panas, panik dan akhirnya gembira. keren banget. jujur...makasih banget buat kalian semua buat Event Organizer Galang G. Ramadhan buat masukannya. trus buat Arifafa Hlt - Mohammad Asaddin Nur - Afriadi Muhammad - Anni Sha - Laksmita Aulia kalian LUAR BIASA KEREN !!!!!! makadih banget semuanya... tanpa kehendak Allah dan bantuan kalian nggak mungkin sekeren kemarin. keren banget buat dino sama arifah buat konsep acaranya. annisalady afriafi buat semangat kalian.

GOOD JOB

Coord. BC2012

sometimes

Sometimes I wish I could save you,
And there's so many things that I want you to know
I won't give up 'til it's over
If it takes you forever, I want you to know...

-simpleplan

Rabu, 26 September 2012

indah papuamu untungnya buatku

Negeri Papua terkenal dengan keindahan panorama alam dan kekayaan sumber daya alamnya. Semua orang tahu, betapa tinggi puncak Jaya Wijaya disana. Betapa kaya gunung-gunung itu dengan flora dan faunanya. Semua orang tahu. Betapa kaya kandungan logam mulia disana. Betapa melimpah logam emas, perak, dan uranium yang banyak digemari orang untuk penelitian nuklir mereka. Namun, tidak semua orang tahu, betapa tidak adilnya dunia pada rakyat Papua.
Sungguh ironi pada kenyataannya. Kekayaan yang melimpah ruah itu, habis dinikmati oleh bedenah-bedebah dunia yang haus akan harta. Rakyat Papua banyak yang hidup dengan segala ketidakpastiannya.
Hanya segelintir orang Papua yang mengerti sekolah dan agama. Banyak dari mereka yang masih memakai koteka, baju tradisional mereka. Dan banyak sekali penyakit-penyakit yang mematikan tumbuh subur disana. Seperti malaria, demam berdarah, dan berbagai jenis penyakit kulit banyak menjangkit orang-orang disana. Tidak sedikit yang gaptek, tidak sekolah, dan tidak mengerti bahkan sedikit saja mengenai pentingnya menjaga kesehatan. Boro-boro menjaga kesehatan, kesehatan itu apa saja terkadang mereka tidak tahu.
Rakyat Papua, tentu rakyat Indonesia juga. Saudara kita juga. Apakah kita masih merasa pantas untuk bangga? Baju kita banyak yang baru dan modis, sedang saudara kita disana hanya punya koteka atau bahkan tidak sama sekali. Gadget kita banyak bermacam-macam, sedang saudara kita disana bahkan tidak tahu tekhnologi itu apa. Kita malas bersekolah, sedang saudara kita disana mau sekolah saja susah. Tidak ada sekolahnya, atau tidak ada yang mengajar.
Jadi, mari peduli dengan saudara kita disana! Sehingga terjadi Indonesia yang maju bersama-sama. Dan menuju Indonesia jaya dan luar biasa.

Kamis, 13 September 2012

Orde Baru dan Birokrasinya

Menjadi Presiden Selama 32 Tahun
Oleh Arifah Nur Hasanah XII IPA 4
Pernah membayangkan jika Anda menjadi ketua kelas di kelas yang sama selama 32 tahun berturut-turut? Pernahkah Anda membayangkan akan menjadi ketua OSIS di sekolah yang sama selama 32 periode kepengurusan? Saya taksir Anda akan lelah bahkan dalam menghadapi bawahan-bawahan Anda yang semakin lama semakin jauh lebih muda. Meski tidak diragukan lagi bahwa Anda akan dengan mudah dianggap sebagai ketua kelas dan ketua OSIS terhebat di beberapa masa, namun Anda akan kesulitan untuk mempertahankan kemaslahatan organisasi itu sendiri.
Sebuah organisasi terdiri dari berbagai macam struktur yang di dalamnya terdapat banyak sumber daya manusia menurut berbagai bidang spesialisasinya. Setiap orang bekerja dalam urusannya masing-masing untuk saling bekerja sama mencapai tujuan, visi, dan misi organisasi tersebut. Jika setiap tangan bekerja untuk kepentingan sendiri dan tidak saling mendukung, maka organisasi itu tidak akan bertahan lama.
Pemerintahan Orde Baru adalah salah satu contoh organisasi tua di negeri kita. Meskipun pergantian kabinet dilakukan setiap 5 tahun sekali, namun beberapa struktur di dalamnya tidak berubah bahkan sendi utama dalam organisasi tersebut, yakni Pak Harto yang menjabat sebagai sebagai presiden Republik Indonesia. Maka kiranya, tak salah jika kita anggap kabinet-kabinet dalam 7 periode pemerintahan Pak Harto ini sebagai sebuah kesatuan organisasi yang utuh dengan satu visi sama, mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia ala Orde Baru.
Namun, ternyata keadaan seperti ini memunculkan sesuatu yang semestinya tidak terjadi dalam pemerintahan, apalagi negara kita terhitung masih berusia belia. Yakni seperti dikutip dari wikipedia.org: “menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal ini merupakan kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif sebuah negara pasti hancur”.
Istilah “Asal Bapak Senang” atau disingkat ABS ini mengacu pada hubungan politik Pak Harto dengan para menteri dan bawahan-bawahannya. Perbedaan usia yang makin lama makin signifikan antara Pak Harto dan bawahannya inilah pemicunya. Mungkin di awal kepemimpinan Pak Harto, hubungan keduanya berjalan harmonis seperti sahabat dekat karena tidak ada jelang usia yang cukup kentara. Yakni pada Kabinet Pembangunan I dan II, perbedaan usia hanya beberapa tahun saja.
Berjalan selama 32 tahun, hanya Pak Harto dan sebagian kecil orang yang bertahan dalam struktur pemerintahan Orde Baru. Jika sang pemimpin bertambah umurnya 32 tahun, kemudian para menterinya masih muda-muda, jarak usia antara mereka akan jauh sekali. Karena itu, hubungan presiden dengan para menterinya tidak lagi sebagai sahabat dekat dan sebaya. Ada kecenderungan para menteri melihat beliau sebagai seorang pemimpin yang perlu diladeni. Singkatnya, lahir semacam sikap ABS tersebut di kalangan orang-orang yang seharusnya dekat dengan Pak Harto. Hal ini, menurut Emil Salim, Menteri Lingkungan Hidup pada masa Orde Baru, adalah yang terkadang menyebabkan Pak Harto tidak mendapatkan the full truth (kebenaran yang penuh) mengenai keadaan yang terjadi.
Pada suatu ketika, Pak Harto menyampaikan pidato dalam sidang DPR agar pemerintah tidak melakukan devaluasi rupiah. Saat itu, masalah devaluasi menjadi masalah politik negeri. Jadi, persoalan tersebut beliau sampaikan dalam salah satu pidato politiknya. Namun, beberapa bulan kemudian, keadaan ekonomi dunia berubah.
Karena perubahan itu, devisa turun dan neraca pembayaran pun menjadi tidak seimbang alias berkurang. Akibatnya, nilai rupiah lebih rendah terhadap dolar AS dan orang-orang akan berbondong-bondong membeli dolar dengan rupiah. Kalang kabutlah pemerintahan Indonesia. Untuk itu devaluasi harus dilakukan, tapi celakanya pihak pemerintah yang berwenang tidak berani melakukannya karena janji presiden untuk tidak melakukan devaluasi pada  sidang DPR silam. Di sisi lain, mereka berpendapat jika tetap diteruskan seperti ini, babak belurlah negara Indonesia.
Maka dari itu, mereka memutuskan untuk menghadap Pak Harto mengenai persoalan ini. Mereka menjelaskan semuanya, termasuk pilihan-pilihan kebijakan yang ada. Mereka berkata bahwa salah satu pilihannya adalah devaluasi.
Kemudian beliau bertanya, ''Mengapa begini?"
Mereka menjawab, ''Untuk devaluasi, masalahnya karena Bapak beberapa waktu lalu yang menjanjikan secara resmi kepada DPR untuk tidak mendevaluasi.”
''Lho, apa hanya karena saya berjanji, lantas negara jadi korban? Ya, tidak bisa begitu," tutur Pak Harto kemudian.
Pak Harto juga menyatakan bahwa jika beliau keliru, wajib untuk memberitahukan kekeliruan sekecil apapun itu kepada beliau. Dari sini bisa dilihat bahwa Pak Harto mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima dari para menteri dan aparat pemerintah lainnya. Jika informasi yang disampaikan salah atau tidak lengkap, keputusan yang diambil juga jadi salah.
Struktur pemerintahan pada zaman itu tertata rapi di awal, namun semakin lama semakin rapuh dan salah kaprah. Antara lain disebabkan karena adanya budaya ABS di kalangan “pembantu-pembantu” presiden dalam memegang tampuk pemerintahan negara. Jika ada masalah, baik itu di dalam maupun luar negeri, terkadang pemaparannya tidak lengkap serta kurang jujur dan pengusulan langkah-langkah kebijakan pun sangat kurang. Padahal masalah yang dihadapi Pak Harto sangatlah banyak baik itu dari dalam maupun luar negeri. Sendirian berjuang adalah hal yang mustahil bisa dilakukan dengan maksimal. Sehingga, informasi-informasi yang diberikan oleh para menteri sangat vital artinya bagi Pak Harto dalam memecahkan masalah negeri.
Di akhir-akhir masa Orde Baru, hal-hal kecil seperti ini banyak terjadi. Para menteri sering tidak lengkap dalam memaparkan masalah yang harus diselesaikan. Langkah-langkah yang diambil kebanyakan berorientasi pada pemikiran jangka pendek. Dalam penyampaiannya, persoalan jangka panjang seolah-olah terdesak oleh kepentingan jangka pendek. Hal ini menyebabkan, kabar-kabar yang sampai di meja presiden terpengaruh oleh menteri yang lebih melihat  satu kepentingan jangka pendek, pandangannya sendiri, dan kepentingan kelompoknya. Akhirnya, kepentingan jangka panjang dan rakyat dikesampingkan. Dan berubahlah peta pengambilan keputusan itu.
Menjadi pembantu presiden itu seharusnya bersikap jujur, mampu memberikan semua pilihan, tidak main politik sendiri, dan tidak “buang badan” jika terjadi sesuatu.
Namun, yang terjadi di akhir-akhir masa Orde Baru adalah sebaliknya. Saat perekonomian Indonesia mulai tampak jatuh dan krisis semakin merajalela, banyak  menteri yang mengundurkan diri dengan hanya memikirkan keselamatan diri dan keluarganya. Sungguh naif, negeri saat itu sedang dalam masa kritisnya, namun siapa peduli? Menteri-menteri itu malah pergi mengurusi dirinya sendiri. Bahkan Pak Harto pun mengundurkan diri dan menunjuk B.J. Habibie yang saat itu menjadi wapres untuk menggantikan posisinya.
Pak Habibie mewarisi kondisi kacau balau pasca pengunduran diri Pak Harto akibat salah urus pada masa Orde Baru. Keran kebebasan dibuka. Semua orang boleh berbicara. Demokrasi yang sesungguhnya untuk Indonesia telah diterapkan oleh Pak Habibie. Namun, yang terjadi adalah protes, kecaman, dan ancaman rakyat kepada pemerintah bermunculan di setiap sudut negeri. Hingga puncaknya pada tuntutan reformasi tahun 1998 yang menandakan berakhirnya masa Orde Baru dalam sejarah negara Republik Indonesia.
Kesimpulannya, kepemimpinan yang terlalu lama menyimpan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Dan dalam kasus Pak Harto, kekurangan memenangkan laga dalam mempertahankan Indonesia Sang Macan Asia. Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, seperti yang telah difirmankan oleh-Nya dalam Al-Qur’an Al-Karim. Oleh karena itu, sungguh bijak jika kita mengambil hikmah dari sejarah tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Pak Habibie sekaligus  dalam menjawab tuntutan reformasi. Yakni dengan dibuatnya Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode.
Bangsa yang baik adalah ia yang belajar dari sejarah negaranya sendiri. Ayo kita tinggalkan segala bentuk berlebih-lebihan dalam segala sesuatu kecuali dalam memberi dan berbagi!