Selasa, 15 November 2016

selama matahariku terbit

Pada setiap matahari terbit, aku mengantisipasi datang waktu terbaik untuk melihat keindahan. Ku rasakan nikmatnya hidup meski kesempatan itu sangat singkat.


Dan di saat matahari mulai tenggelam, sering kudapati diriku merenung pada hal yang sama. 
Apa yang seharian ini kulakukan? Adakah kebaikan di dalamnya? Keburukan yang mana lagi yang kejadian? Kesalahan apa yang seharusnya tidak terulang kembali?


Hingga aku tiba di satu titik dimana aku harus memejamkan mata, untuk menunggu matahariku terbit lagi, dan harapan esok kan membaik datang kembali.


Semua yang baik akan ku usahakan.


Selama matahariku menepati janjinya, untuk terbit.

Jumat, 11 November 2016

idealitas, identitas, integritas

Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa itu menjadi tonggak harapan yang dimiliki oleh masyarakat kita. Mahasiswa merupakan aset sangat besar yang memikul tumpuan peradaban di pundak intelektualitasnya. Wow, I know it's somewhat heavy or hard but believe me it always worked before. Masyarakat tidak pernah bilang kalau mahasiswa itu harus menjadi self centered, only academic oriented, atau individualis dalam mengejar cita-cita setinggi langit. Namun, mahasiswa harus bisa menjalankan 4 peranan penting yang menjadikannya kelompok istimewa di negeri ini. Peranan mulia yang menjadikan mahasiswa itu berjalan sesuai fitrahnya, sesuai identitasnya.

Keempat peran mahasiswa itu:
1. creator of change
2. iron stock
3. social control
4. moral force

What the heaven is that, guys?

Creator/Agent of Change. Mahasiswa Indonesia itu membawa kunci perubahan, mempersatukan bangsa dalam sinergi ke arah yang lebih baik. Coba kita tengok kembali peristiwa reformasi dan peristiwa sumpah pemuda yang didobrak oleh mahasiswa. Selain menjadi penggagas perubahan, mahasiswa Indonesia juga telah menjadi pelaku perubahan-perubahan besar di negeri ini.

Iron Stock. Mahasiswa Indonesia itu calon pemimpin masa depan. Tonggak penentu masa depan bangsa. Seperti besi yang bisa berkarat, seperti itu lah suatu generasi akan mati dan harus digantikan oleh mahasiswa sekarang ini.

Moral Force. Atau bahasa mudahnya penggerak moral. Moral mahasiswa itu merupakan figur bagi generasi-generasi di bawahnya, bagi anak SD-SMP-SMA bahkan anak-anak TK pun mengagumi mahasiswa sebagai role of modelnya. Atau mudahnya, usia mahasiswa itu merupakan usia dimana moral kita akan selalu dilihat oleh orang lain sebagai tolok ukur mereka terhadap kualitas kita. Dan kemudian akan mempengaruhi perilaku percaya dan manut ketika kita sebagai mahasiswa, dengan penuh kesadaran, ingin mengajak masyarakat kita untuk berubah ke arah yang lebih baik. Selain itu, ketika melihat kemungkaran, maka mahasiswa yang seharusnya lebih peka dan cepat membela kebenaran.

Social Control. Sebagai bagian dan harapan dari masyarakat kita, mahasiswa memiliki peran penting sebagai pembela kebenaran dan beraksi apabila ada ketidakadilan yang terjadi di negeri ini. Ketika terjadi konflik sosial, peran mahasiswa sangat penting terutama menjembatani antara rakyat yang lemah dengan pemerintah. Karena mahasiswa itu punya tanggung jawab sosial, we call it social control. Mahasiswa memegang kendali/pengawasan dalam pelaksanaan stabilitas hukum dan perwujudan kesejahteraan oleh program pemerintah. Menutup celah-celah ketidakadilan dan penindasan rakyat yang lemah. Karena ini, mahasiswa tidak menjadi sosok individualis dan self centered. Dan memiliki nasionalisme. Serta semangat untuk bersatu.

Dengan 4 peran istiewa, mahasiswa lah sebenarnya harapan besar untuk perubahan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Fungsi lembaga dan organisasi kampus merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mewujudkan peran-peran tersebut.

BEM, DEMA, LEMA, LEM, HMJ dan organisasi lain dalam kampus sengaja hadir untuk memberi ruang dan keluasan bagi mahasiswa dalam berekspresi, guna menjalankan keempat perannya. Selain itu juga menjalankan tridharma pendidikan.

Ada sebuah quote yang tidak sengaja tercecer di pinggir jalan...

Berbicara tentang mahasiswa, kita berbicara tentang perubahan.Berbicara tentang perubahan, kita berbicara tentang membuat sejarah.

Maksudnya mahasiswa yang menjunjung idealitas. Memegang teguh kultur jujur, amanah, bertanggung jawab, memperingan urusan orang lain, melayani masyarakat dengan jiwa dedikasi percaya bahwa akan ada hal baik yang menunggu di depan itu lah yang disebut idealitas. Atau dalam kata lain, mempertahankan apa yang baik sejak dulu tanpa ragu dan cemas yang kadang muncul.

Mahasiswa adalah agen perubahan dan kaum yang kritis. Bukan boneka yang bisa dipermainkan dan dikontrol oleh pihak2 yang mengaku lebih kuat dan berdaya. Karena mahasiswa merupakan kaum intelektual yang berjiwa bebas dan inovatif. Maka gerakan permuda harus sinergis agar terjadi harmonisasi dalam semua pergerakan bangsa mencetak sejarah baru yang lebih baik.

Kita perlu bangga, karena mahasiswa punya banyak kekuatan dan keberuntungan. Kita sudah dianggap memiliki tingkat pendidikan yang tinggi daripada masyarakat di sekeliling kita, diikuti keluasan wawasan dan pengetahuan yang dapat dipercaya/diandalkan, lalu idealisme kuat pada norma-norma, dan kematangan pola berpikir.

Untuk dapat memaksimalkan potensi itu, ada sebuah jimat penting yang perlu mahasiswa bawa kemana pun raga mengajaknya. Sebut saja ia benda tak terlihat, sebuah aset tak terbeli, serta kebanggaan yang gak ternilai bernama softskill. Kemampuan yang digerakkan langsung dari hati anak manusia dan perlu diasah secara abstrak ini sangat penting untuk dikembangkan, seperti kepemimpinan, kemampuan memposisiskan diri, interaksi lintas generasi dan kepekaan yang tinggi.

Katanya....

Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, orang yang bohong dikhianati oleh kecurangannya.
Karena sesungguhnya umat saat ini membutuhkan mutiara-mutiaranya untuk bisa menerangi mereka dalam kegelapan. Siapa mutiara-mutiara umat itu? Mahasiswa!

Mahasiswa harus punya identitas, idealitas, dan integritas!
Kami #MerindukanMahasiswa



*ditulis tidak sengaja karena harus menyukseskan kampanye BEM FK UNEJ (kala itu)