Rabu, 30 Maret 2016

tanya rembulan

benarkah dalam hidup, kita ini seperti anak panah?
karena kadang, kita perlu sedikit berjalan mundur untuk melesat lebih cepat dan lebih jauh dari yang sebelumnya

****

benarkah dalam hidup, kita ini seperti pedagang?
karena kadang, untuk menjadi sukses, kita harus merasakan miskin dan susah, meniti jalan dari titik nol dimana semua bermula dari tidak ada sama sekali

****

benarkah dalam hidup, kita ini seperti peraup untung?
karena kadang, untuk meraih SATU hal yang lebih besar timbul konsekuensi kalau kita harus melepas satu hal yang menurut kita lebih kecil, bukan karena menganggapnya tidak penting, tapi karena SATU hal itu sifatnya begitu penting untuk kita 

****

benarkan dalam hidup, kita ini seperti roda bebas?
karena kadang, meskipun kita sering merasa diangkat ke atas lalu tiba-tiba dihempas ke bawah, namun waktu terus berjalan maju tanpa ada yang bisa menghentikannya kecuali angin tenang yang mematikan

****

benarkah dalam hidup, hanya beberapa dari kita yang mau menjadi matahari?
karena kadang, kita senang memberi hanya karena kita mencintai, tanpa peduli jika kita harus membakar diri kita dahulu sebelum memberi kehangatan bagi makhluk di bumi


-TanyaRembulan-

Minggu, 20 Maret 2016

sekolah alam: dari berbagi aku menerima hal baru


Lokasi kejadian: Sekolah Alam Gumitir, Banyuwangi

Kisahku dua hari semalam di Sekolah Alam
mereka anak-anak SMP yang sedikit banyak mengingatkanku pada teman-teman di MAN IC dulu. mereka mirip seperti IC, hidupnya seperti robot yang tepat waktu, yang teratur dari senin sampe ahad sampe senin lagi. mereka mirip sekali..  mereka yang sekolah di sana, tidak memiliki waktu yang terbuang sia-sia. selalu melakukan sesuatu. selalu belajar sesuatu. selalu memberi dan berbagi sesuatu. 

aku pertama kali datang hari jumat kemarin, jam 8 malam. itu juga menjadi kali pertama ku datang ke kota Banyuwangi. bersebelah saja dengan kota Jember tempat ku studi, tapi belum sekali pun aku menengok Banyuwangi sebelum ini. hehe

awal cerita. 2 minggu sebelumnya, senior ku di UJAR menawari semua orang untuk ikut, siapapun yang ingin berbagi dan mau mengajari anak-anak di sekolah itu tentang 'sesuatu'. aku mau tapi apa yang bisa kuberikan? aku kurang percaya diri waktu itu, wkwkwk, dan  aku pun tidak jadi ikut kesana pekan lalu. selain karena aku harus bersiap menghadapi ujian blok 9 di kampus.. 

tapi pekan ini aku mencoba untuk berangkat, meski dengan tersipu karena tidak memiliki bakat apapun untuk diajarkan. aku menghubungi seniorku itu. lantas ia sangat mempersilahkan, katanya tidak masalah, aku tidak harus show up bakat disana. katanya, aku cukup bercerita, bercerita, dan banyak omong tentang FK saja disana. buat mereka terinspirasi dengan ceritaku. ah apalah. aku hanya seorang mahasiswa semester empat di FK UNEJ. seperti apakah inspirasi yang bisa kuberikan?

akhirnya aku memutuskan untuk menciptakan sebuah nyanyian: tentang cuci tangan dan membalut luka. wkwk. ancurrr.. hasilnya kurang memuaskan, apalagi suaraku yang ga menjual ketika menyanyikannya dan merekamnya sendiri dengan android ku... hmm sudahlah, mungkin ku cukup berbicara disana layaknya narasumber dari kalangan ahli begitu.. hehe, setidaknya aku berbicara di depan anak SMP kan, toh mereka bahkan belum pernah merasakan SMA itu seperti apa.. sedangkan aku sudah melewati alang rintang SMP-SMA-hingga KULIAH di 2 UNIVERSITAS berbeda :v 

pasti banyak yang bisa aku ceritakan.. santai saja.. pikirku.. 

waktu itu hari jumat sore. kita berempat -aku, senior ku, dan 2 orang senior lain yang ikut- berangkat dari stasiun jember. sepanjang perjalanan, melewati medan yang sangat baru buatku, dengan pemandangan yang berbeda sama sekali, aku merinding.. senang, bebas, aku seperti komputer yang di-refresh berkali-kali.. mood up! cheer up! energi ku seperti bertambah sepanjang perjalanan. ah.. sudah lama tidak liburan, makanya aku sesenang ini, pikirku..

kami berempat duduk di satu kotak, saling berhadapan. kami juga saling bercengkerama, sesekali kami tertawa.. emm, sering sekali kami tertawa, terpingkal, berdecak kagum, dan ahhh kemudian sepi sejenak. perjalanan ini tetap perjalanan pertama yang kami berempat lakukan bersama. kami bertiga sama sama mengenal seniorku itu, tapi kami bertiga baru saling mengenal. apalagi aku bukan orang yang mudah membuat pertemanan, begitulah. meski sesekali aku berusaha keras, sesekali berusaha membuat guyonan, aku selalu gagal. wkwkwk, betapa payah ^^

kami turun di stasiun Kalisetail (bacanya asli ya, ka-li-se-teil hihi begitulah orang sana bilangnya) dan langsung berjalan mencari masjid. kami sholat maghrib. lantas setelah itu, berempat melanjutkan percakapan di teras masjid, sambil menunggu dijemput mobil Mister Farid (yang punya sekolah Alam yang baik bangeeett orangnya). 

waah.. benar2 penantian yang lama. sepanjang itu kami terus mengobrol di teras. membicarakan banyak hal. membicarakan Turki (ini karena ada yang sudah pernah ke Turki di antara kita, tapi bukan aku) :3, mebicarakan gang Dolly, tentang teman Ahok, pak Supo yang mencalonkan diri di Bupati Jember, membicarakan Bangkok, KL, Singapore, dan kembali lagi ke Bali trus Banyuwangi. asyik. mulai ga ada jeda sepi sama sekali. perjalanan 2 jam di kereta telah menyatukan kami dalam 1 tali. tali yang asyik dan hangat. layaknya kebersamaan yang tidak akan berakhir cepat, pikirku.

hingga sejam berlalu, Mister Farid pun tiba membawa mobil, didalamnya ada anak-anak dan istri nya. ramai sekali. anak-anak perempuan yang lucu dan penurut. sepanjang perjalanan, aku sebetulnya lebih penasaran dengan cara Mister mengelola anak-anaknya daripada cara beliau membangun sekolah alam. hehe.

kami sampai di kawasan sekolah alam sudah larut malam. ketika itu, anak-anak murid sedang menonton film layar lebar di aula sekolah. hotel transylvania 2. lucu sekali, aku tiba-tiba teringat kebiasaanku dan teman-teman ketika di MAN IC. setiap kelas listening bahasa inggris, kami selalu diajak oleh Mister dan Miss Putri menonton film-film berbagai macam genre dengan subtitle bahasa inggris. 

seusai menonton film, kami berempat disambut layaknya tamu terhormat oleh pengurus OSIS sekolah. kami disediakan tempat tidur yang seadanya namun snagat bersih dan nyaman. kami juga ditunjukkan dimana tempat makan, kamar mandi, dan mushola, serta dipesani utk jangan sungkan mengabari jika butuh bantuan. begitulah. cara mereka memuliakan tamu, membuatku teringat akan nasihat guru-guruku dulu di IC. layani tamu-tamu kita sebaik mungkin, karena menyambung silaturrahmi bukan usaha yang mudah, namun kita bisa tenang karena manfaatnya yang cukup besar. 

keesokan harinya, anak-anak di sekolah Alam masuk sekolah seperti biasa. aku sebetulnya bingung, lantas apa yang harus kulakukan disini, apa yang bisa kubagi? akhirnya, aku diberi kesempatan untuk sesi tanya jawab dengan anak-anak kelas 8 seputar apa saja yang ingin mereka tanyakan. but then, seperti titel yang kubawa sebagai mahasiswa kedokteran, mereka banyak sekali bertanya tentang kesehatan, isu-isu sehat, mitos-mitos yang berkembang disekitar mereka, juga sedikit bertanya tentang perkuliahan. 

senang? tentu saja. namun sayang aku tidak bisa lama berada di tempat ini. sabtu malam aku kembali duluan. mas Aziz dan teman2 nya masih disana karena masih mengajar. sedangkan aku terpaksa pulang karena senin harus ujian, minggu harus belajar. hehe. mas Aziz mengantarku sampai ke stasiun, dengan motor. malam-malam. hampir saja waktu itu hujan. hampir saja juga tiket waktu itu tidak bisa terbeli krn komputer di kounter stasiun di kalistail sedang off. tapi akhirnya aku tetap naik dan membeli tiket di stasiun berikutnya.

sembari menunggu kereta nya datang, mas Aziz kembali mengajak diskusi berbagai hal. satu yang akan selalu kuingat, adalah fakta bahwa mas Aziz pernah satu kamar hotel dengan dr. Gamal Albinsaid ketika mereka bertemu dalam sebuah kompetisi. mas Aziz bercerita bahwa dr. Gamal merupakan orang yang sudah kelihatan bakal jd orang besar bahkan sejak beliau masih duduk di bangku kuliahan. beliau bangun pagi sekali pukul 02.00 lantas beliau bersih-bersih diri, sholat, dan mengaji hingga waktu shubuh tiba. beliau kemudian membangunkan mas Aziz untuk sholat tahajud ketika menjelang shubuh dan mengajak shubuh berjamaah setelahnya. 

luar biasa. perjalanan dua hari semalam yang memberi arti banyak hal bagiku. 

***

Tentang Sekolah Alam

Dari kiri ada Aku, Mbak Ica, Mas Joko, dan senior di UJAR: Mas Aziz yang daebak (tepuk tangan)

Sholat posisi boyband, gemas lihatnya.. sebetulnya ini posisi jamaah yang salah, tapi kok lucu banget ya 
lihatnya kalo kayak gini :D

Lagi asyik, sharing sm teman2 cowok dari SMP Alam Gumitir, soal kedokteran :D

Rabu, 09 Maret 2016

"a" untuk ajaib

baru beberapa pekan lalu, ketika sebuah kata pamungkas ini muncul di kehidupanku..

singkat cerita, aku bersama teman-teman pengurus UJAR periode 2016 nge-camp di afdeling rayap Rembangan. kami datang sabtu pagi. berkumpul. bercanda ria. lalu masuk ke serangkaian acara yang serius tapi enjoy.

sesi pertama kita isi dengan perkenalan. sekalipun beberapa kami udah lebih dari akrab, tapi perkenalan tetap jadi sesuatu yang krusial di kepengurusan. supaya ga sekedar kenal, tapi juga akrab, setiap dari kami wajib memperkenalkan nama dengan menambahkan kata sifat yang diawali huruf yang sama dengan nama kita. namaku Arifah -barangkali sobat blogger disini blm tahu- dan aku berpikir keras tentang sifat apa yang cocok denganku.

Arifah-asyik? boleh juga, tapi rupaya seorang teman bernama Ari sudah duluan menyematkan kata asyik di belakang namanya. ah, jadi ga asik deeeh :''

Arifah-aja? haha. mana bisa ya, kesannya jayus. semakin terkenal tidak humoris saja ku nanti. namun sedetik kemudian, aku mendapat ide brilian kawan \./ /./ \.\ .

gimana kalau a..j..a.. ib! omaigat, mungkin terlalu keren sih tapi boleh juga dicoba. dan aku pun berakhir dengan julukan anak-ajaib, dokter-ajaib, sekre-ajaib dan ajaib2 lainnya.

pada awalnya, aku merasa tiada spesial dari pemberian di Afdeling rayap tempo hari. tapi, lambat laun, sebutan itu mulai cocok dengan diriku. julukan itu mengangkat ku menjadi lebih percaya diri daripada diriku yang dulu cupu. sematan itu pula yang membuatku setia memberi yang terbaik untuk semua yang kuhadapi setelah hari itu.

tidak lagi mudah patah semangat. aku justru pantang mundur sebelum semua tujuan tercapai, semua urusan selesai dengan sempurna. meski terkadang ku lelah dengan sifat perfeksionis yang terus menghantui setiap ada tugas, tapi ku sekarang tidak mudah dipatahkan seperti dulu. kata-kata selalu ajaib, bukan?

tidak lagi mudah marah. dan menurutku, perubahan ini lah yang sangat spesial dari tulisan ini. aku yang mudah marah, menjadi bisa mengontrol diriku lebih baik lagi. luar biasa. terimakasih Allah karena telah membuatku bisa lebih menata hatiku. ku yakin setan pasti cemberut dan menggerutu melihatku yang menjadi lebih sulit untuk ditaklukan lagi. hihihi..

terimakasih untuk "ajaib"

"when you need someone to encourage you but can't seem to found her/him, go get something beside that, like some words.. some advices.. some fun.. and for me, it works" 

abaikan tulisan ini, karena ku sedang bosan, ku jd gak jelas nulis2 sndiri :v

Sungai Bedadung katanya bikin kita dapet jodoh orang jember.. haha tp jangan percaya :3


Selasa, 08 Maret 2016

ketika amanah berbuah berkah *chapter satu*

tulisan kali ini, klo dianalisis lebih jauh, klo diresapi dengan sangat baper, nggak lain adalah lanjutan dari tulisanku sebelumnya.. mumpung masih sempat, mumpung masih hangat rasanya..

zzkk.. pengen nangis, nangis bahagia, BAHAGIA SEBAHAGIA-BAHAGIANYA orang yang lagi bahagia.. seperti orang yang habis dihempas ke jurang lalu diangkat dan diajak terbang.. awalnya lega, trus bahagia, jadi tambah semangat, selalu ceria, mulai menebar aura positif, sambil senyum, senang senyum, senyum yang paling manis setiap hari.. cek aja langsung ceritaku ya, yah, asik ga asik tetep asikin ajaaa :3




[Ketika Amanah Berbuah Berkah]

bulan oktober aku diberi amanah jadi koor acara untuk acara YANG KEREN ITU. yah, karena aku mengganggap diriku ini anak ayam -bukan anak elang- maka aku menolaknya mentah-mentah. menolak sekeras yang aku bisa. tapi bukan IMSAC namanya kalo ga memaksa anggotanya jd sesuatu. karena amanah ini pemberian bukan penawaran, alhasil, aku tetap dan fix maksimal jadi koor acara KEMAREN ITU

bulan november aku mulai berpikir keras. berpikir supaya acara ini jd bagus meski baru pertama kali diselenggarakan. berpikir supaya semuanya sempurna dan semuanya berakhir bahagia. berpikir supaya gengsi IMSAC naik karena acara ini sungguh ga bisa diremehkan. berpikir semuanya terlalu duniawi. terlalu materi. terlalu melebih-lebihkan kemampuan sendiri.

bulan desember aku dan kawan-kawan acara bekerja lebih keras. pagi kuliah, siang praktikum, sore rapat, lalu malam menyelesaikan pe-er dari rapat-rapat kami. saling berkoordinasi. bagi-bagi tugas. seru sekali memaparkan ide-ide briliant. kami semangat sekali mengungkapkan ide ini ide itu , konsep ini konsep itu, rekom ini rekom itu, dan ini-itu ini-itu lainnya yang saking banyak malah bkin kami pusing. tapi, dengan adanya keterbatasan biaya dan tenaga serta waktu, agak membantu kami mengurangi ini-itu yang sudah menumpuk ga karuan. konsep pun matang -emm mungkin setengah matang-. tapi lagi-lagi, ini soal materi. ini soal gengsi. ini soal pengakuan diri. ini masih terlalu orientasi duniawi. sayang sekali, terus begini tanpa kami semua sadari. 

bulan januari seharusnya menikmati indah masa berlibur. bulan januari ketika kami justru dibuat semakin pusing karena hari-h semakin dekat namun masih banyakkk sekali yang belum dikerjakan. tapi kenapa aku gatau diri hmm. malah senang-senang sama keluarga. malah lupa sama amanah koor acara. yang.. yahhh klo aku ini karyawati sebuah perusahaan, pasti sudah dipecat karena kerja nya ilang-ilangan. lari ketika dibutuhkan. so, di bulan januari, aku adalah crew yang gagal. gagal dalam aspek duniawinya, lebih pada aspek pekerjaan teknis acara. dan lagi-lagi, tanpa aku sadari, aku kecewa sekali. padahal, padahal ya padahal, do'a yang crew panjatkan selama liburan ini, jauh lebih berarti dibanding apapun. 

bulan februari, akkkk, semakin pusing. tentu saja. ACARA KEREN ITU bakal terjadi di awal maret dan pasti terjadi (atas izin Allah) tanpa bisa ditunda-tunda lagi. apa yang terjadi sama koor acara ini ya? yuk kita tengok lagi

tambah kurus kah... enggak juga soalnya ketika mikir tambah banyak, asupan gizinya juga ngikutin gitu, hihi. 

tambah cantik kah... nahhh itu dia, yang terjadi justru sebaliknyaaa hihi. penampakan koor acara semakin ancur dari hari ke hari, tiba-tiba tidur di sembarang tempat, tiba-tiba buka laptop di sembarang tempat, bikin juknis di sela-sela kuliah, ngetik ini ngetik itu, ngehubungin sana-sini buat konfirmasi, dikit2 koordinasi sama sie lain, kadang sungkan juga klo nambah2i tugas sie lain,

sudah kayak gitu, belum juga habis.. koor acara masih harus bantu-bantu promosi acara, masih harus ikut andil meriahin acara kampus yg lain-lain, masih ngurusi anak magang, masih ngurusi komunitas ku jugaa, tambah lagiii masih harus bangun pagi2 buat nyiapin tutorial di kampus (btw setiap senin-rabu-jumat aku selalu mulai tutorial jam 6 pagi kurang sedikit).. sudahlah.. sok sibuk banget ya deskripsinya, yang paling mengkhawatirkan adalah keadaan kamarku yg sebulan ini ga sempat "pernah rapi". semuanya kayak kapal pecah baik otak, pikiran, hati, serta kamar kos tercintaaahh..

bulan februari ketika h-14 hari. 
peserta terdaftar masih 10 persen dari target awal yang para petinggi rumuskan di awal pembentukan EVENT BADAI INI. suer, keganggu bangeeett sama angka itu, sungguh meresahkan. sempet ada bisikan gini ke hati, "fokus be, kamu itu koor acara ndang bkin aja konsepnya sebahagia mungkin." tapi di satu sisi ku ga tenang juga laa, yang akhirnya ku malah ikut2an fokus ke promosi. acara jd agak dilemaa gitu. mungkin ga sii, konsep ruangan segede rencana awal itu cuma keisi 10 persennya aja? seolah aku mau lomba bekelan di lapangan bola standar internasional. ga meriah sama sekali sodara pemirsa yang kucintaaaa... takut mengecewakan pemateri yg kece badaii ugaa huhuhu.

yap. h-14 ini jadi waktu yang sangat krusial buat semua koornya ACARA YANG MASYAALLAH ini. semuanya sibuk membuat plan A, plan B, plan C, dan seribu juta plan lain untuk jaga-jaga kemungkinan terburuk. tapi yang membuat semakin panik itu, ialah, rasa-rasanya, kok cuma koor aja yg panik? panitia di bawah koor itu suantainyaaa allahuakbar kak T.T. semangatnya ga kelihataaann.. euforia acaranya ga kedengeraaan, ga kerasaaa, kurang membahana. koor-koor pun merasa sediih. seperti kurang ada rasa saling memilikiii di perjuangan ini. peserta 10 persen target tapi gini-gini aja.

akhirnya kakak ketua umum IMSAC pun tega-tegaan sm koor-koor inti. dia memberi beban-beban moril kepada para koor. tolong memberi contoh. tolong memberi bimbingan. tolong menjadi yang paling terakhir semangat ketika yang lain sudah putus asa. tolong SHOLAT MALAMNYA DIJAGA. karena bergantung sama Allah itu penting banget! karena manusia itu aslinya lemah banget! karena Allah itu tanganNya mengulur panjang buat hamba-hamba yang berusaha meminta, yang berusaha menarik uluran tangan Allah untuk dirinya. apalagi ACARA FESTIVAL ini fokus sama DAKWAH, fokus sama CITA-CITA PERBAIKAN GENERASI ISLAM. 

h-14 menjadi titik perubahan kami, bahwa "Jangan ukur segalanya dari sisi materi atau sisi duniawi, karena hidup tidak untuk berakhir di dunia, tapi segala usaha kita di dunia ini, untuk memulai hidup baru yang paling baik di akhirat nanti."

h-14 juga jadi titik kesadaran kami, "Bahwa kami terlalu sombong untuk urusan ini. kami menganggap semua beres dengan hasil tangan-tangan lemah kami. kami lupa kalau hanya Allah yang bisa memastikan hasilnya, sedang kami hanya sampai pada menentukan sekeras apa harus berusaha."

oh Allah. terimakasih atas berkah pertama yang tiada terkira.

lanjut chapter berikutnya.. gas poool