Minggu, 01 April 2012

Serikat Islam (Menyuarakan Islam Dengan Berdagang)

Pada tahun 1911, H. Samanudi mendirikan sarekat dagang Islam (SDI) di Solo. Tujuannya ialah mempersatukan para pedagang-pedagang Indonesia untuk menghadapi pedagang-pedagang Cina yang dilindungi pemerintah Belanda. Mereka memonopoli bahan baku batik sehingga merugikan perusahaan batik Indonesia.

Pada tahun 1912, nama sarekat dagang islan digati dengan Sarekat Islam (SI) kedudukan organisasi dipindahkan dari Solo ke Surabaya. H. Umar Said Cokroaminito diangkat menjadi ketua. Ia seorang pengacara terkenal. H. Samanudi diangkat menjadi ketua kehormatan.
SI cepat berkembang. Sebagian besar penduduk Indonesia yang beragama Islam diterima sebagai anggota. Akan tetapi, pegawai pemerintah tidak boleh menjadi anggota pengurus. SI berjuang memajukan ekonomi, pendidikan, dan agama. SI tidak terang-terangan menyatakan diri sebagai partai politik. Akan tetapi kegiatannya banyak bersikap politik.
SI bertahan sampai akhir penjajahan Belanda. Nama SI kemudian diganti berganti menjadi Partai sarekat Islam Indonesia (PSII). Tokoh-tokoh yang terkenal antara lain adalah H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, Abdul Muis, Sukiman Wiryosanmijoyo, dan Abikusno Cokrosuyoso.

Kongres SI 1 (26 Januari 1913)
  • Diadakan di Surabaya
  • Dipimpin Tjokroaminoto
  • Isi : SI bukan partai Politik dan tidak beraks melawan pemerintah Belanda
  • Walau begitu, islam menjadi symbol persatuan sehingga SI tersebar pesat di Jawa sebagai semangat baru mempertinggi derajat rakyat.
  • Berdiri cabang2 beranggotakan banyak (Jakarta : 12.000 orang)
Kongres SI 2
  • Diadakan Di Solo
    • ISI : SI hanya terbuka untuk bangsa Indonesia dan pegawai Pangreh Praja tidak boleh masuk menjadi anggota
    • Tujuan : agar SI tidak berubah, tetap sebagai organisasi rakyat
    • Kekuatan SI yang semakin besar membuat tidak senang belanda
    • Tanggal 30 Juni 1913 ditetapkan oleh belanda bahwa cabang-cabang harus berdiri sendiri (SI Daerah)
    • Anggaran dasar SI daerah semua sama antara lain :
  1. memajukan pertanian, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan pengajaran
  2. memajukan hidup menurut perintah agama dan menghilangkan faham keliru tentang agama islam
  3. mempertebal rasa persaudaraan dan saling tolong menolong diantara anggotanya.
  • Sesudah terbentuk 50 SI Daerah, tahun 1915 didirikan C.S.I (central sarikat islam) di Surabaya
  • Tujuan : memajukan dan membantu SI daerah, mengadakan dan memelihara hubungan dan pekerjaan bersama
Kongres SI 3
  • 17-24 Juni 1916
  • Di Bandung
  • Dinamakan kongres SI Nasional Pertama
  • Dengan maksud menuju arah persatuan semua golongan bangsa Indonesia, dengan jalan evolusi mencapai pemerintahan sendiri sekurang-kurangnya dapat duduk di dalam pemerintahan
  • Dihadiri 80 cabang SI dengan utusan sebanyak 360.000 dari jumlah anggota seluruhnya 800.000
  • Dipimpin Tjokroaminoto
  • N.I.P (nasional Indische Partij) >Berdasar indisch Nationalism
  • ISDV (indisch sociaal democratische vereniging) berhaluan sosialisme kiri
  • Keduanya mulai melirik SI karena melihat perkembangannya yang pesat, masing2 berusaha mendapat pengaruh dalam SI
  • NIP  tidak bisa masuk SI (karena berhaluan bahwa indonesia bukan hanya tanah pribumi tetapi juga tanah peranakan belanda dan tionghoa dll)
  • ISDV berhasil masuk di SI karena dalam prakteknya haluannya hampir sama dengan SI
  • Kesamaan :
  1. SI        : menentang adat kuno dan hak-hak istimewa golongan tertentu dan menentang kedudukan tionghoa dalam perdagangan
  2. ISDV : menentang kapitalisme, berdasarkan pertentangan kelas lapisan masyarakat
  • ISDV melepas anggotanya yang masih muda dan cerdas kedalam SI. Diantaranya Semaun dan darsono (sosialis kiri)
Kongres Nasional SI 2 (Kongres SI 4)
  • Jakarta, 20-27 oktober 1917
  • Dalam kongres, Pimpinan CSI masih setuju aksi parlementer-evolusioner meskipun pembicaraan di kongres mulai berani terhadap pemerintah.
  • Setelah nyata SI bergeser ke kiri maka kongres menetapkan suatu asas, pemerintahan sendiri (zelf baastuur) sebagai tujuan perjuangan terhadap penjajahan
  • Perlu digarisbawahi bahwa prubahan pada haluan kiri bukan semata2 karena semaun dan darsono, karena harusnya perubahan itu drastis tetapi tidak semudah itu, pada dasarnya perpindahan haluan terjadi karena rasa sama dijajah bangsa asing (belanda, dan tionghoa dalam niaga)
  • Adanya kebebasan berbicara, bersidang dan berkumpul menjadi peluang pindahnya haluan
Kongres Nasional SI 3
  • Surabaya, 29 sept-6 okt 1918
  • Isi : menentang pemerintah selama tindakannya melindungi kapitalisme
  • Pegawai negeri indonesia dikatakan alat kapitalisme
  • Maka kaum buruh harus dilindungi
  • Kongres memutuskan mengorganisir kaum buruh untuk mencegah tindakan sewenang-wenang (upah kerja minim, waktu kerja dll)
  • Diputuskan juga menggerakkan semua organisasi Bangsa untuk menentang kapitalisme
  • Tahun 1919 anggota SI berjumlah 2 juta, dan ada keraguan apakah SI masih bisa bersikap damai,
  • Adanya perkara afdeeling (garut), dan propaganda abdul muis di sulawesi tengah
  • Membuat pimpinan SI memandang perlu memikirkan mencari arah aksi baru agar tidak dicap revolusioner karena kejadian2 tersebut
Kongres Nasional SI 4
  • Surabaya, 26 oktober-2 nopember 1919
  • Membicarakan serikat kerja
  • Diputuskan memusatkan semua serikat kerja
  • Ditetapkan adanya Eerste Kamer (dari dewan perwakilan rakyat sejati) yang akan memimpin perlawanan kelas-kelas.
  • Mengadakan komite penyelidik (bagi pergerakan rakyat)