Sabtu, 06 Juli 2019

Menghindari argumen

"Nyata, setiap orang punya cara pandang yang berbeda-beda."

"Namun, perbedaan itu indah, jika kita menerimanya dengan baik."

"Jika semuanya ingin menang, akan terjadi adu argumen. Maksudnya adu argumen yang akan sia-sia."

"Karena kita bertemu, untuk bersama menemukan kebenaran, dan saling memberi manfaat. Bukan untuk sendiri menjadi benar."

Aku pernah bertemu dengan berbagai kamu dengan beragam karakter, berbeda latar belakang, tapi kita satu tujuan, yaitu kebenaran. Kebenaran agar terwujud keadilan agar semua dapat hidup bahagia. Kalau aku kekeuh dengan nilai kebenaran yang kuyakini, namun menafikan seluruh nilai kebenaranmu, tanpa perlu sedikit pun peduli, maka apa artinya aku (merasa) benar sendirian?

Sekejap, hanya bangga akhirnya aku yang diakui semua orang sebagai paling benar. Merasa semua dalam diriku adalah kelebihan dan kekurangan adalah selain diriku. Mengacuhkan nilai benarmu tanpa mau mendengar. Berakhir sendirian. Karena kamu merasa berbeda dengan nilaiku. Semua orang merasa berbeda denganku. Yaitu aku, namaku keras kepala, namaku individualis, jenisku idealis yang apatis.

Sebaiknya kita, yang diciptakan sebagai manusia ini, yang diniscayai sebagai makhluk sosial di bumi, menghindari sifat keras kepala ya!

Sifat-sifat yang akhirnya hanya memperbesar ego kita, melarut-larut kan argumen kita yang tidak perlu, saling ngotot pada pendapatnya masing-masing, lantas buang-buang waktu, menjauhkan kita dari urusan yang sebetulnya lebih penting. Yakni mencapai tujuan kita, mencapai mimpi kita, yang lurus dan benar.

Lalu, apa caranya, salah satu ide tidak buruk yaitu untuk bersikap masa bodoh. Masa bodoh yang baik tentunya. Masa bodoh pada perlawanan argumen orang atas nilai benar yang kita anut. Kita pilih A. Jika orang lain memilih B lantas menjelek-jelekkan pilihan A kita, melawan kita dengan argumen-argumen kuatnya, mencoba membuat kita kesal dan memancing kita untuk melawan, maka pilihan kita: menanggapi atau tak acuh?

Tak usah bawa peduli terlalu larut atas penilaian orang pada keyakinan kita terlihat lebih baik, bukan? Komentar orang tidak akan mengubah apa yang kita yakini, kalau kita tidak ambil pusing. Tuduhan orang juga tidak akan mengubah kebenaran yang sesungguhnya, karena Allah SWT yang menjamin itu. Kita yakini islam, jika orang mencemooh islam, jika mereka menyudutkan dan memfitnah islam, maka sungguh, islam tidak lantas menjadi kesalahan karena begitulah adanya islam. Kita maklum kan saja orang-orang yang tidak tahu kebenaran yang kita yakini itu, dengan juga tidak lantas menghancurkan nilai kebenaran mereka dengan adu argumen, dengan cara yang tidak baik pula. Karena Allah SWT sendiri yang akan membantu kita untuk menunjukkan kebenaran kepada manusia.

Sama! Jika kita yakin kita orang baik, suatu saat orang datang memperburuk citra kita, menyalahkan dan menyudutkan kita atas kesalahan kecil, menjatuhkan pilihan diri kita.. jika kita mencoba biarkan saja, kita serahkan saja kebenaran yang dia yakini itu, tidak terpengaruh dan tetap berbuat baik seperti adanya kita, selalu menunjukkan sisi baik diri kita, maka sungguh, tidak ada yang bisa merusak nilai baik itu kecuali diri kita sendiri. Andai saja kita terpancing, membalas, lalu emosi serta melakukan kemarahan yang memalukan, maka sedih sekali bahwa tanpa sadar kita sendiri yang merusak citra diri kita.

Mari hindari argumen, saving time for precious time, and our heart please be strong!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar