Minggu, 06 Oktober 2019

Re-hecting "menjahit lagi"

Hai, semuanya!
Saat ini usiaku 23 tahun. Ketika teman-temanku sudah banyak yang bekerja bahkan menikah dan punya anak, aku masih sekolah dan belum selesai-selesai. Hehe. Doakan ya, semoga tahun depan sudah bisa lulus. Aamiin.

Sebenarnya sejak kecil, aku tidak tahu ingin jadi apa. Aku sesekali bilang kalau aku ingin jadi dokter. Tapi ternyata sebetulnya bukan. Itu karena ayahku seorang dokter dan beliau sering bilang aku anak pintar dan bisa jadi dokter. Akhirnya, aku pikir aku bisa menjadi dokter. 

Saat SD, impianku menjadi siswa teladan saja. Dan hal itu tercapai saat aku kelas 6 SD, aku berhasil menjadi juara harapan III siswa teladan se-Jawa Timur. Walau hanya lingkup provinsi, ya tapi aku sudah sangat senang.

Setelah lulus, aku masuk pondok. Cita-citaku berubah dan saat itu aku tiba-tiba ingin ke luar angkasa. Tiap hari aku mempelajari bentuk-bentuk rasi bintang yang terlihat dari lapangan basket di sekolah. Aku mempelajari bagaimana mencari arah timur, barat, dan tenggara dari penduduk langit. Sampai aku begitu mengagumi bulan. Saat SMA, aku memiliki nama pena, Aktivis Rembulan.

Kemudian saat kuliah, aku pertama kali mendapatkan bangku kuliah di Universitas di Jogja, jurusan pertanian. Berawal dari rasa suka ku dengan bunga2 an, aku nekat memilih jurusan disana. Aku langsung diterima saat sbmptn, alhamdulillah. Aku menjalaninya dengan bahagia. Kupikir, karena aku suka menanam, ternyata karena aku suka keindahan. Begitu indah taman-taman jika dipenuhi tanaman yang terawat dengan baik, pikirku kala itu.

Namun, karena orang tuaku hanya ingin aku menjadi dokter, aku mengambil tes kuliah lagi. Hingga akhirnya kini jadilah aku yang sekaranf. Sebuah identitas bernama koas. Ini sudah tahun kelima aku bersekolah di kedokteran. Alhamdulillah, aku juga menemukan hal yang aku sukai belakangan ini. Aku suka sekali tindakan-tindakan kedokteran, terutama di ruang operasi. Tentang bedah, jahit menjahit dan iris mengiris *bahasa kerennya insisi. Hihi.

Ngeri ya? Kalau suka, tidak jadi ngeri kok.
Ternyata, hal ini ada hubungannya juga dengan keindahan serta kerapian, yang baru aku sadari sekarang. Aku memikirkannya sejak lama, bagaimana mungkin aku suka melukai orang begitu ya dengan pembedahan. Hehe. Ternyata, setelah dioperasi, tubuh yang awalnya tidak normal, bs menjadi normal kembali. Awalnya ada benjolan, lalu menjadi hilang benjolannya, dan bentuknya menjadi indah lagi. Apalagi kalau kita melakukan pembedahan dengan hati-hati, saat mengirisnya di arah yang lurus, kemudian menjahitnya dengan rapi, akan menghasilkan belas luka yang bagus juga.

Aku kok jadi menghubung-hubungkan sesuatu ya, hehe.

Beberapa hari terakhir ini, aku juga jadi hobi menjahit hal lain, yaitu baju dan tas yang sudah lama robek. Ternyata, menjahit itu menyenangkan sekali untukku, tidak hanya di ruang operasi saja.. kalau nanti aku tidak jadi dokter bedah, aku mau jadi penjahit saja ah... hehe. Semoga kita semua selalu bahagia dengan pekerjaan kita yaa... aamiin

Ini dia salah satu hasil jahitanku yang paling sulit, aku belum bisa yang pakai mesin, tapi tetap indah dan rapi kan yaa

2 komentar:

  1. Menjahit ulang impian apalagi demi ridho orang tua akan berujung pada ridho Nya Allah. Tinggal sedikit lagi... Semangat, semoga Arifah menjadi dokter yang rahmatan lil alamin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya rabbal alaamiin.
      Terimakasih banyak yaaa

      Hapus